Selasa, 03 Juli 2012

[IM-HAN] Mendidik adalah tugas konstitusional Negara, tetapi sesungguhnya mendidik adalah tugas moral tiap orang terdidik.

 “Mendidik adalah tugas konstitusional Negara, tetapi sesungguhnya mendidik adalah tugas moral tiap orang terdidik.”
Ceilahh omongannya berat bener sih
bukan bukan,itu bukan omongan yang keluar dari mulut saya.

 Itu tadi kalimat terakhir yang ditulis di halaman persembahan buku Indonesia Mengajar  dari om Anies Basuwedan, Ketua Indonesia Mengajar.
Ya, karena kemaren  saya akhirnya tertunda pergi ke semeru saya memutuskan buat maen maen ke toko buku. Dan alhasil sebagian uang yang harusnya buat pergi ke malang di alokasikan buat beli buku. Dapet dua buku deh: Indonesia Mengajar dan 9 Matahari. Oke mulai buka buka halaman buku Indonesia Mengajar, dan seperti biasa baru baca setengah saya udah pengen ini pengen itu. Iya buku ini isinya cerita pengajar pengajar muda yang udah mengabdi di pedalaman pedalamn Indonesia untuk ngajar anak anak SD. Dan sampailah di halaman yang isinya pengalaman waktu ngajar di Majene(saya gak tau majene itu di Indonesia bagian mananya ),eh ternyata itu di Sulawesi Barat ya. Dan dari sanalah mulailah saya….

“kayaknya keren ya bisa ngajar dipedalaman, di luar Pulau Jawa ”
“ngajar di Aceh Utara, Bengkalis, Tulang Bawang, Kapuas Hulu, Paser, Majene,Sangihe,Bima, Halmahera, Sangihe, atau sampai Fak Fak kalo  bisa”

Pada asing ya sama nama nama itu,? sama sih. Ternyata itu masih jadi satu NKRI loh, gak papa kok kalo belum pada tau, gih liat peta  Indonesia lagi sana.
Jadi, Aceh Utara dan Bengkalis itu masih bagian dari pulau Sumatra, Kapuas Hulu dan Paser itu ada di Kalimantan, Majene itu di Sulawesi, Halmahera dan Sangihe itu berada di Kepulauan Maluku, dan Fak Fak itu adanya di paling ujung timur  Indonesia,di Irian Jaya.(kalo yang fak fak mah saya tau dimana, tapi yang lainya saya liat dihalaman terakhir bukunya kok,bukan karena saya hafal).

Di pedalaman pedalaman yang masih bagian dari NKRI inilah konon para pengajar muda, orang orang yang  terdidik akan berbagi ilmu mereka. Bertemu anak anak SD yang mungkin saja sekolahannya udah hampir ambruk, atau bahkan bukan di kelas tapi di hutan tempat belajarnya, yang mungkin aja jangankan ada proyektor yang biasanya mahasiswa pake buat sarana ngajar, yang ada cuman papan tulis itu aja mungkin masih pake kapur. Tapi, betapa kerennya coba kalo kita bisa di sana, yang gak cuman sekedar jadi guru yang sudah terbiasa sama segala fasilitas fasilitas yang tersedia. Betapa senengnya ketika kita bisa berbagi semangat bahkan mimpi, iya MIMPI, kayak apa yang ada di sang pemimpi:

Bercita citalah yang tinggi, bermimpilah yang besar, reguk madu ilmu sebanyak banyaknya, belajarlah dari alam di sekitarmu,resapi kehidupan,jelajahi Indonesiamu yang luas, jengkali Afrika yang eksotis,jelajahi Eropa yang megah, lalu berhentilah di altar ilmu di Sorbonne Paris. Belajarlah dimana science, sastra dan seni di olah untuk merubah peradapan. Dan ingat yang paling penting, BUKAN SEBERAPA BESAR MIMPI MU, TAPI SEBERAPA BESAR KAMU UNTUK MIMPI ITU.

Akhirul kata: menjadi guru itu mulia, menjadi guru itu wajar, dan adanya guru di pelosok negeri  adalah biasa.
“Mencerdaskan kehidupan bangsa: bersama melunasi janji kemerdekaan”.  Dan bahwasanya pendidikan bukan sekedar program yang yang dijalankan pemerintah, sekolah, dan para guru. Pendidikan adalah gerakan mencerdaskan bangsa yang harus melibatkan semua orang, mendidik adalah tugas setiap orang terdidik.

Info lebih lanjut: (sumber: buku Indonesia Mengajar)
Yayasan gerakan Indonesia mengajar
Jln. Galuh II No. 4, kebayoran baru, Jakarta Selatan.
INDONESIA 1211O
Telp                       : +62 -21-72211570     
Faks                       : + 62 – 21 – 7231430
Email                     : info@indonesiamengajar.org
Web                      : http://indonesiamengajar.org
Twitter                 : @pengajarmuda
Facebook            : Indonesia Mengajar

(Buku ini juga sebagai salah satu pegangan saya buat persiapan sebelum menuju dunia per PPL-an).
Saya pernah bicara ke ibuk saya: “buk aku emoh ah dadi guru PPLan menthel, aku ameh dadi guru BERKARAKTER wae ah”.
Ya saat kebanyakan calon PPL an pada sibuk mempersiapkan ini itu untuk kebutuhan out looking mereka, saya lebih tertarik untuk cari cara gimana biar nantinya di tempat PPL, saya gak cuman sekedar di ingat sebagai orang yang berpenampilan menthel  karena persiapan outlooking yang pol polan dan jor joran. Saya pengen nya mereka dengan suka cita belajar Bahasa Inggris, mereka bisa nerima Bahasa Inggris dengan cara yang menyenangkan. Iya ini sama kayak apa yang pernah ditanyakan ke saya saat tes wawancara di kampus  tempat saya belaar saat ini:
“What is your motivation study here?”
“I just wanna be a good teacher, and make the students are not afraid in learning English”
“saya pengen tau cara ngajar bahasa inggris, biar gak banyak lagi orang yang takut buat belajar Bahasa Inggris,Miss”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar