Selasa, 30 November 2010

Identifying Fragments

NON-VERBAL Communication
Non-verbal communication or “body language” IS A communication by facial expressions, head or eye movements, hand signals, and body postures. It can be just as important to UNDERSTAND as words are Misunderstanding – often amusing but sometimes serous can arise between people from different cultures if they misinterpret non verbal signals. Take, for example; in the United States, a circle made with the thumb and index FINGERS. To an American, means that everything is OK. To Japanese, the difference in meaning of a gesture very common, it means that you are talking about money. In France, IT IS SOMETHING THAT IS WORTHLESS, and in Greece, it is an obscene gesture. Therefore, an American could unknowingly OFFER a Greek by using that particular hand signal.
The following incident illustrates how conflicting nonverbal signals can cause serious misunderstanding. While lecturing to his poetry class at Ain Shams University in Cairo, a British professor became so relaxed. He leaned back in his chair and revealed the bottom of his foot to the astonished class. The next day, the Cairo newspapers carried headlines about the student demonstration resulted, and they denounced British arrogance and demanded that the professor be sent home. Make such a gesture at Muslim society as the worst kind of insult.

Kamis, 18 November 2010

sebelum di print dan di berikan pada pak SUWIT

SEMPET MEWEK WAKTU NULIS TUGAS INI,,,,*dasar cengeng aja mungkin*
ibu-bapak maaf aku belum mampu membuat bangga untuk kalian,,,namun aku berusaha untuk itu

• Apa Yang Akan Saya Lakukan Untuk Keluarga Saya
Berbicara tentang apa yang akan saya lalukan untuk keluarga, mungkin selembar dua lembar kertas dari tugas paper ini tak akan cukup untuk mendafatar semua itu. Karna jika di izinkan aku ingin menulis seribu daftar mengenai apa yang ingin kulakukan untuk keluargaku. Namun apa gunanya kita menjlentrekkan ribuan angan jika tak berusaha untuk membuatnya menjadi nyata. Yang ada di benakku saat ini adalah,melakukan hal yang realistis kemudian mewujudkan nya sebagai usaha untuk membuat IBU-BAPAKKU bangga di kemudian harinya. Inilah beberapa hal yang ingin kulakukan untuk keluargaku:
1. Semsester ini aku ingin mendapat IP cumloud atau setidaknya di atas 3,5. Mungkin ini tidak mudah,karena aku hanya mahasiswa yang memiliki otak yang pas-pasan,dan kelebihanku hanyalah aku anak yang rajin,yang selalu ingin berinisiatif dalam melakukan segala sesuatunya,semoga dengan itu Allah juga tahu bahwa aku bersungguh-sungguh.
2. Lulus dari jenjang pendidikan ini dan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan apa yang telah aku pelajari selama ini,tak perlu menjadi bos ataupun manager kantor,aku hanya ingin menjadi guru yang bisa mendidik,dan mengajari anak bangsa ini,seperti apa yang diingini ibuku dari awal.
3. Mengangkat derajad keluargaku,aku akan membuat mereka menjadi orang yang paling bahagia sedunia,tak lupa juga aku memberikan modal untuk sodaraku utuk membuat wirausaha,dan mengajak kedua orang tuaku tinggal bersamaku di rumahku kelak.
4. Memberangkatkan haji kedua orang tua ku,mungkin ini bukan keinginan yang mudah dan sederhana,karena ada pertanggungjawaban tentang ucapanku ini dengan Allah,Insya Allah IBU-BAPAK suatu hari nanti
5. Aku ingin selau diberi kekuatan untuk selalu menyebut nama mereka di setiap do’aku dalam sujudku padaMU,berdoa agar mereka masih tetap diberikan umur panjang hingga aku dapat mewujudkan semua nya ini.AMIN

AKU INGIN ADA KALIAN IBU-BAPAK,SAAT NANTI KU MAMPU MEMBUAT KALIAN BANGGA,SAAT AKU BISA MEWUJUDKAN IMPIANKU INI

Selasa, 02 November 2010

reality show makes me touched

JIKA AKU MENJADI, a kind of reality show makes me touched.
The freelance comes to small village, may be they are a university student, that has good quality in financial. They don’t know how difficult live is, effort to feel the hard life of someone else. They freelance has to stay in the small village around a week. Live in small house with all minimal equipments which provided.They have to do many activities for a week. At first day they help Maryamah to collect coffee seed, not harvesting, but collect it one by one, look them for under the coffee tree. After they make full the bucket whit coffee, they have to deliver it in storage field to get money. When evening comes, it’s time to take a rest, using plaited mad for sleeping, because they don’t have bed set. Morning is come, it’s time to spend 2nd day, begin with have breakfast with special menu tempe and sambel which made by freelance. After having breakfast the freelance ready to do next activity to help Maryamah keep an eye on the field. That it is not Maryamah’s field, she just keep an eye on it. Both Maryamah and the freelance, have to dig a hole to put in the seed, do fertilizing, and watering the tree. A hard day for both freelance and Maryamah has passed, and for few days later the freelance will do the same things during stay there. In short, it’s not easy for freelance to do those activities, because they never do it before.

Daily activities as a university student during fasting month (REVISI)

Living in the boarding house as a university student is not easy during the fasting month.
We had to wake up earlier to prepare meal in sahur time was come. We should be extra patience to queue for buying some meals, because people queued for the same thing we did same thing in breaking fasting time.

Sometimes we preferred sleeping to eating the meal on sahur time as almost most of us had a class at 8 am so it was A BIT hard for us to manage our sleeping time. Woke up before 8 and attended the class on time.

When we lived at home in fasting month we do not have to prepare anything for breaking fasting time. All meals were served by our mother.

Minggu, 19 September 2010

daily activities as a university student during fasting month

Living in the boarding house as a university student is not especially during the fasting month.
we had to wake up earlier prepared the meal when the sahur time was come,and we need extra patience to queue for buying some meals,because the other person had the same necessary,bought meals for sahur. And we did the same thing when the breaking fasting time was come,queued for buying meals.

Sometimes we preferred sleeping to eating the meal when the sahur time was come.
Maybe almost of us had a class at 8 am,and it was hard for us to manage our sleeping time,woke up before 8 and had to attend the class on time at 8.

When we lived at home we need to prepare nothing for the breaking fasting time.everything were served by our mother,when the breaking time was come we juts ate,no need wasted our time to buy some meals.

Rabu, 02 Juni 2010

berubah atau mati

Pernakah kita melihat seekor elang perkasa meliuk-liuk di atas udara? Apa yang kita pikirkan mengenai binatang yang satu ini? Tentu terlintas pikiran bahwa sang elang adalah penguasa langit yang diberi kodrat dari Sang Pencipta untuk menjadi “Raja” di udara; terbukti elang dikaruniai umur yang panjang jika dibandingkan saudara-saudara unggas lainnya. Seekor elang dewasa mampu bertahan hidup sampai umur 70 tahun. Namun, tahukah kita bahwa setiap elang dewasa ketika memasuki usia ke-40 tahun harus membuat keputusan yang berat dalam hidupnya? Suatu perubahan besar menanti dan keputusan yang besar yang harus ia putuskan.

Hal ini terjadi karena paruhnya tidak mampu lagi menangkap mangsa karena terlalu panjang dan bengkok ke dalam hingga hampir menyentuh dada. Demikian juga dengan cakarnya yang menua, mengakibatkan sulit mencengkeram mangsanya. Hal lain yang terjadi dengan berjalannya usia adalah bertambah lebat dan berat bulu sayapnya yang mengakibatkan sang elang sulit terbang tinggi. Hanya ada dua pilihan berat yang harus dipilihnya-mati kelaparan atau menjalani proses perubahan yang sangat menyakitkan selama 150 hari.

Proses ini mengharuskan ia terbang ke atas puncak gunung yang tinggi untuk memulai proses perubahan. Pertama-tama, elang harus menghantamkan paruhnya berkali-kali pada batu sampai terlepas dari mulutnya. Setelah paruhnya terlepas, sang elang harus menunggu sampai paruh barunya tumbuh kembali. Proses kedua, sang elang juga harus mencabut cakarnya yang menua untuk membiarkan tumbuhnya cakar yang baru. Proses terakhir adalah mencabut satu-persatu bulu di sekujur tubuhnya. Inilah proses yang panjang dan menyakitkan yang harus ia jalani selama 5 bulan. Bagaimanapun, berkat proses inilah si elang mampu hidup 30 tahun lebih lama.


Pernahkah kita harus mengambil keputusan yang berat untuk berubah dalam kondisi yang sangat sulit?? Kita mungkin perlu membuang kebiasaan-kebisaan yang telah lama mengekang hidup kita. Kebisaaan-kebiasaan yang terlihat sekilas tidak mengganggu, santai, menyenangkan, dan tidak memaksa kita untuk keluar dari kenyamanan kita namun kita harus menggantikannya dengan kebiasaan yang memaksa kita berpikir keras, bekerja lebih keras, menjalani tantangan yang berat. Namun, pilihan yang kedua ini menjanjikan kita masa depan yang lebih cerah. Perubahan itu akan datang dan bersiaplah untuk berubah, semakin lama kita menolak untuk berubah, semakin sulit bagi kita untuk bangkit. Semuanya bergantung pada kita sendiri.